TUGAS MAKALAH KONDISI
FISIK
LATIHAN KONDISI FISIK
Dosen Pengampu; Ida
Bagus Wiguna , M.Pd
Kelas: i
OLEH:
MUSLIM 20121320418
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)DHARMA WACAN METRO TAHUN PELAJARAN 2015\2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pengertian
Latihan. Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya
untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang
sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban,
waktu atau intensitasnya.
Latihan
adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan
selalu memberikan peningkatan beban.Berbagai macam bentuk latihan / olah raga
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Seperti : Senam,
berenang, bersepeda, berjalan atau lari dan lain-lain. Salah satu macam latihan
yang kita gunakan adalah latihan lari atau berjalan yang dewasa ini amat
populer dengan istilah aerobic. Aerobic artinya adalah hidup dengan udara (
oksigen) Karena latihannya mudah, murah dan manfaatnya bagi tubuh amat besar.
Tetapi seperti dijelaskan diatas bahwa unsur kesegaran ini ada beberapa macam.
Pada latihan lari unsur yang paling menonjol dilatih adalah Enndurance pada
jantung dan paru-paru. Untuk mencapai tingkat kesegaran menyeluruh (
Totalfitness ) maka perlu juga diberikan latihan-latihan seperti : Pull Ups,
Push Ups, Sit Ups, Squat-thrush, Vertical Jump atau bila memungkinkan latihan
dengan alat dalam bentuk Circuit-training.
B. Hakikat Latihan Kondisi Fisik
Selain
berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan
program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang
melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya
daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan
kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun
mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat.
Dengan
efisien clan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani
adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi)
terhadap, pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan
sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Program latihan
kondisi fisik perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan
kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari
meningkat beban latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini akan
menyebabkan seseorang kian terampil, kuat clan efisien dalam gerakannya.
Para
ahli olahraga berpendapat, bahwa seorang atlet yang mengikuti program latihan
kondisi fisik secara intensif selama 6 – 8 minggu sebelum musim pertandingan,
akan memiliki kekuatan, kelentukan, dan daya tahan yang jauh lebih baik selama
musim pertandingan. Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu
seorang atlet untuk mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai
prestasi setinggi-tingginya.
C. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik
Cabang Olahraga
Berkenaan
dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani, kita perlu
mengenal beberapa unsur-unsur kesegaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur
kesegaran jasmani tersebut antara lain: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot
jantung clan paru-paru, kelincahan, daya ledak (power) clan
kelentukan.
Pada
buku Pendidikan Jasmani jilid 1 clan 2 telah dipaparkan mengenai unsur-unsur
kebugaran jasmani tersebut. Pada bukuPendidikan Jasmani jilid 3 ini akan dipaparkan mengenai salah satu
latihan kondisi fisik cabang olahraga sepak bola. Untuk cabang-cabang olahraga
yang lainnya akan dijabarkan dalam bentuk tabel. Sepak bola merupakan permainan
yang memakan waktu selama 2 x 45 menit. Selama waktu satu setengah jam itu,
pemain dituntut untuk senantiasa bergerak.
Bukan
hanya sekedar bergerak,namun dalam gerak tersebut masih harus melakukan
berbagai gerak fisik lainnya seperti: berlarlsambil menggiring
bola, berlari kemudian harus berhenti tiba-tiba, berlari sambil berbelok 90-.
bahkan 180°, melompat, meluncur (sliding) beradu badan (body charge), bahkan terkadang berlanggar dengan pemain lawan dalam
kecepatan tinggi. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi fisik,
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, Berta cara melatih masing-masing unsur
tersebut untuk membina kualitas fisik sesuai tuntutan permainan sepak
bola.Unsur-unsur kondisi fisik merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk
pencapaian hasil dalam olahraga. Unsur-unsur ini tidak dapat dilihat sebagai komponen
yang terpisah-pisah.
D. Tujuan latihan kondisi fisik
Tujuan
pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta
kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan
latihan sebagai berikut :
1.
Pembentukan
kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan
dikembangkan meliputi.
2.
Kekuatan (stregth)
3.
Kecepatan (speed)
4.
Daya
tahan (endorance)
5. Kelincahan (agelity)
6.
Kelentukan (flexibility)
7.
Kecepatan (accurancy)
8.
Keseimbangan
dan koordinasi
9.
Pembentukan
Teknik (Technical Build Up)
10.
Pembentukan
Taktik (Tactical Builp Up)
11.
Pembentukan
Mental (Mental Build Up)
12.
Pembentukan
Kematangan Juara
BABA II
PEMBAHASAN
A.
Latihan Pembentukan Kondisi Fisik
Ada
4 bentuk latihan untuk pmbentiukan fisik atlet yaitu :
a) Meningkatkan potensi
atlet dan mengembangkan kemampuan biomotor ke standar paling tinggi.
b) Kemampuan fisik
sangat labil berubah menurun, dipengaruhi oleh banyak variabel lain yang
menyebabkan turunnya kemampuan fisik yang telah diperoleh dari hasil latihan.
c) Latihan harus
dilakukan dengan teratur, ajeg, terus menerus tanpa berselang dengan beban yang
tepat sesuai dengan rencana latihan .
d) Seluruh kegiatan
latihan harus direncanakan dan disusun dalam suatu program latihan, baik jangka
pendek, menengah dan jangka panjang.
B. Urutan Latihan Pembentukan Fisik
Urutan
latihan pembentukan fisik dibagi 3 yaitu Pembentukan fisik umum, Pembentukan
fisik khusus, dan program latihan yaitu :
.
Latihan pembentukan fisik umum
a) Memperhatikan
kekhususan olahraga.
b) Meningkatkan
kapasitas kerja atlet.
c) Dititik beratkan pada
potensi fisik.
d) Sasaran yang harus
dicapai dalam program latihan persiapan fisik umum ini adalah kesegaran
jasmani.
Latihan pembentukan
fisik khusus
a) Ditujukan kearah
otot-otot yang terlibat secara langsung aktif menyebabkan gerakan.
b) Mengembangkan
otot-otot sinergis dan otot-otot yang bekerjasama dengan penggerak utama untuk
melakukan aktivitas gerak.
c) Dipilih pola teknik
dan struktur gerak yang menyerupai gerakan yang ada dalam olahraga.
d) Latihan khusus
dengan gerakan yang menyerupai sangat menguntungkan untuk teknik atlet
dan untuk memperbaiki fisik.
Program latihan
a) Program Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk
mengasah kemampuan kerja jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan
pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali
seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran
umum pemain.
b) Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk
seluruh bagian tubuh dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan
peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian
atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
c) Program Latihan
Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah
menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang,
tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan
meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk
pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di
samping memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan,
dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan atlet.
d) Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian
khusus perihal peranan dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul.
Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif
pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu
semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu,
sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian,
dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada
umumnya latihan pemanasan berbentuk:
· Lari jarak pendek
yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju
dan ke samping.
· Melakukan
gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha belakang,
depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
· Kualitas peregangan
harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan pada
bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang
dapat menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.
e) Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan
selesai dilaksanakan sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi
kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan
gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti
paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan
berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan
ini dengan benar.
C.
Latihan Kondisi Fisik
Latihan
Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola (General Physical Conditioning)
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Program latihan yang
dilakukan untuk melatih kondisi fisik umum pemain sepak bola antara lain
sebagai berikut.
1. Latihan daya ledak
(Explosive power)
Bentuk-bentuk latihan daya ledak adalah sebagai
berikut:
a. Melompat dengan dua
kaki (double leg bound)
b. Melompat dengan satu
kaki secara bergantian
c. Lompat Jongkok
2. Latihan kekuatan
(Strength training)
Dalam olahraga, kekuatan digunakan dalam
berbagai bentuk antara lain:
a. Bergeraknya tubuh.
olahragawan (berlari, melompat, berenang dan sebagainya),
b. Menggerakkan benda
atau alas lain: tolak peluru, bola, angkat besi, dayung dan sebagainya. Dan
c. Melawan dan mengatasi
kekuatan otot lawan: judo, gulat dan sebagainya.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan,circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan,circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
3. Latihan kecepatan
(Speed training)
Latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini
diberikan dalam bentuk latihan lari dan sekaligus dengan latihan reaksi.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam latihan kecepatan antara lain
sebagai berikut. Perlu diingat bahwa untuk lebih efektifnya latihan kecepatan
tersebut, perlu rangsanganrangsanganlstimulus luar seperti: tanda dengan
tepukan Langan, bunyi peluit, atau suara sebagai komando untuk mulai yang
sekaligus juga melatih reaksi pemain.
4. Latihan daya tahan
(Endurance training)
Daya
tahan adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama tanpa
mengalami kelelahan. Banyak kegiatan dalam membina daya tahan yang dapat
dilakukan, antara lain: lari jarak jauh, latihan aerobik 12 menit, lari lintas
alam (cross country),
fartlek,dan interval nterval training.
Latihan aerobik
Latihan
aerobik dengan waktu yang ditentukan selama 12 menit, berusaha untuk mencapai
jarak sejauh mungkin. Dalam proses latihan, semakin hari harus dapat menempuh
jarak yang semakin jauh untuk menemukan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil
yang dicapai
Latihan cross country
Latihan cross country atau lari lintas alam memang umum dilakukan. Biasanya
dilakukan sebagai selingan dari latihan-latihan daya tahan lainnya. Latihan ini
terutama sekali dilakukan dalam periode persiapan.
Latihan
fartlek
Prinsip
latihan fartlek adalah berlari dengan berbagai variasi. Artinya dapat mengatur
kecepatan lari yang diinginkan selama melakukan latihan tersebut sesuai dengan
keinginan dan sesuai pula dengan kondisi/kemampuan atlet. Sebagai contoh dapat
dimulai latihan dengan lari lambat-lambat, kemudian dilanjutkan dengan lari
cepat pada jarak-jarak pendek secara intensif.
Interval
training
Interval
training adalah
bentuk latihan daya tahan dengan berlari pada jarak tertentu dengan waktu
tertentu, dengan masa pemulihan (recovery) di antara pengulangan jarak
tersebut.
Ada dua bentuk dalam
mengembangkan kelentukan antara lain:
(1) Peregangan
dinamis dan
(2) peregangan
statis.
a. Peregangan dinamis
Peregangan
dimanis dilakukan dengan menggerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama
atau dengan memantul-mantulkannya(bouncing), sehingga otot-otot teregang dan terulur.
Contoh
peregangan dinamis adalah sebagai berikut.
Duduk telunjur dengan
kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai Ujung jari kaki dengan jari-jari
tangan, sambil melakukan gerakan merengut pinggang.
b. Peregangan statis
peregangan ini
dilkukan dengan menegangkan tubuh atau anggota tubuh dan mempertahankan sikap
tersebut tanpa bergerak untuk beberapa saat pada latihan fisik.
D.
Ciri-ciri Latihan
1) Intensity :
merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
· Jumlah bebas dalam latihan
kekuatan.
· Kecepatan dalam hari
pada jarak yang telah ditentukan.
· Jarak dalam latihan
lempar.
· Tinggi dalam
latihan lompat dsb.
Apabila
kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita
menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih
(110%) – super maximal
100% penuh – maxsimal
80% s/d 99% – sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
2) Volume : jumlah
beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
3) Duration : lamanya waktu latihan
seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk
istirahat.
4) Frequency : beberpa
kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam
kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen
latihan juga merupakanfrequency. Seringnya ulangan yang dilakukan setiap set
atau elemen latihan disebut : density.
5) Ritme :
merupakan irama dari latihan, misalnya : berat dan ringannya suatu latihan atau
tinggi rendahnya latihan.
E. Unsur-unsur kesegaran jasmani
Unsur
dasar dari kesegaran jasmani ( kondisi fisik ) adalah :
a. Power ( Daya / tenaga
)
Adalah kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga
maksimal dalam waktu yang tercepat. Seseorang yang mempunyai tenaga yang besar
· Mempunyai kekuatan
otot ( Muscular Strength ) yang besar.
· Mempunyai kecakapan
untuk memadukan kekuatan dan kecepatan.
· Mempunyai kecepatan
yang tinggi.
b. Strength ( Kekuatan ) Adalah suatu kemampuan
dalam menggunakan daya atau kekuatan yang eksplosifterhadap suatu obyek (
mendorong, menekan / mengangkat / menarik ).
c. Speed ( Kecepatan ) Adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan gerakan yang sama dengan baik, dalam waktu yang tersingkat.
d. Endurance ( Daya
tahan ) Kemampuan alat tubuh dalam
melakukan pekerjaan yang berat dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif
lama.
e. Balance (
Keseimbangan ) Kemampuan seseorang untuk
mengontrol kerjanya alat tubuh yang bersifat neuromuscular ( meniti balok, dsb
).
f. Agility ( Kelincahan
) Adalah kemampuan seseorang
untuk merubah posisi dan arah gerakan tubuhnya.
g. Coordination (
Koordinasi ) Adalah kemampuan seseorang
untuk merangkaikan ( membulatkan ) bermacam-macam gerakan sedemikian rupa
sehingga merupakan gerakan yang bertautan.
h. Accuracy ( Ketelitian
/ Ketepatan ) Adalah kemampuan seseorang
untuk menguasai gerakan yang terkontrol terhadap suatu sasaran ( menembak,
menusuk ).
i. Flekxibility (
Kelentukan ) Adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan aktivitas jasmaniah dengan gerakan sendi-sendi yang luas dan
tidak kaku.
F. Pengaturan Makanan Pada Atlet Dan
Latihan Pembentukan Mental Atlet
Pengaturan Makanan
Pada Atlet
Makanan
yang memenuhi gizi seimbang memegang peranan penting untuk atlet yang ingin
berprestasi maksimal dalam suatu pertandingan. Bahkan dengan kombinasi yang
baik dari bakat atlet serta teknik latihan dan pelatih terbaik, makanan yang
tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang tidak mungkin berprestasi secara
maksimal.
Makanan
dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung jumlah kalori dengan
proporsi sebagai berikut:
60
– 70% karbohidrat;
10
– 15% protein;
20
– 25% lemak, serta;
cukup
vitamin, mineral dan air.
Dalam pembinaan
prestasi dikenal periodisasi penyelengggaraan latihan sebagai berikut:
1.
Periode persiapan pertandingan;
2.
Periode pertandingan;
3.
Periode pemulihan/transisi.
· Periode Persiapan Pertandiangan
Sebelum
mulai dengan latihan, atlet harus berada dalam kondisi fisik yang baik. Oleh
karena itu atlet dikembangkan fisiknya agar siap menghadapi latihan berat dan
intensif. Pada periode persiapan, program-program latihan disusun dalam jadwal
latihan harian sesuai dengan “peak” [puncak prestasi] yang diharapkan.
Pada
periode ini penyediaan makanan harus benar-benar dapat memenuhi kuantitas dan
kualitas gizi yang baik yaitu jumlah energi dan komposisi gizi seimbang, karena
pada masa ini status gizi dan kesehatan atlet harus berada dalam kondisi yang
baik.
Atlet
dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu makan utama dan makan selingan
dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan agar tidak mengganggu latihan.
Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus ditaati oleh semua pihak yang
terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3 kali waktu makan utama disertai
selingan bisa digunakan oleh atlet selama di pelatnas.
· Periode Pertandingan
Memasuki
tahap pertandingan baik kondisi fisik dan mental sudah mencapai kondisi yang
sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan, seluruh aktifitas atlet difokuskan pada
kegiatan pertandingan yang tahapnya dapat berlangsung satu hari sampai kegiatan
beberapa hari berturut-turut.
· Periode Pemulihan
Atlet
Pada
periode ini atlet harus tetap mempersiapkan kondisi fisik secara prima dengan
latihan-latihan yang sesuai. Pengaturan makanan pada periode pemulihan
ditujukan untuk mempertahanakan status gizi. Makanan harus tetap memenuhi gizi
seimbang [“well balance diet”]. Jumlah masukan makanan harus disesuaikan dengan
aktifitas sehari-hari.
Makanan
yang dikonsumsi atlet harus tetap mengikuti pola makan seperti di pemusatan
latihan. Pola makan 5 – 6 kali sehari dengan tiga kali waktu makan utama dan
jadwal waktu makan yang tepat harus tetap dijalankan oleh atlet di tempatnya
masing-masing. Pemantauan status gizi secara rutin harus tetap dilaksanakan
terutama untuk mengontrol berat badan. Atlet harus melakukan penimbangan badan
setiap hari untuk mengetahui keadaan berat badan.
Periode pemulihan
termasuk waktu diantara 2 pertandingan misalnya pukul 08.00 pagi atlet
mengikuti renang 50 m gaya bebas, kemudian pada pukul 10.00 mengikuti renang
100 m gaya kupu-kupu.
b. Latihan
Pembentukan Mental Atlet
Mental seseorang tergantung
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain falsafah agama, kehidupan
keluarga dan lingkungan, pendidikan, falsafah negara dan lainnya Tujuan
pembentukan mental secara umum adalah membentuk watak sebagai dasar kehidupan
pribadi, sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai anggota masyarakat
Secara khusus, bertujuan membentuk olahragawan yang tidak hanya memiliki
kemampuan fisik, teknik dan taktik, tetapi juga memiliki kedewasaan dan
kualitas mental yang tinggi untuk memperoleh kemenangan dalam pertandingan dan
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain
berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan
program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang
melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya
daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan
kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun
mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat.
B. Saran
Untuk
setiap atlet yang berkecimpung di bidang olahragamanapun di harap kan agar bisa
mningkatkan kondisi fisiknya masing – masing, sehingga dalam suatu prtandingan
tidak mengalami kellahan ataupun cidera pada saat latihan, di era yang kaya
akan teknologi dan pngrtian dan pemahaman dalam peningkatan fisik perlu
peningkatan mutu gizi juga.
Setiap
pelatih dalam setiap bidang olahraga haruskan mengrtidan memahami cara
pningkatan kualitas fisik atlt dan bukan hanya fisik saja yang harus dimengrti
oleh seorang pelatih tetapi juga tentang kebutuhan gizi setiap atlet harus
diprhatikan oleh stiap pelatih. Agar kedepanya para pelatih dapat menciptakan
atlet yang mmpunyai kualitas fisik bagus dan sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Karyono,
2006. Sang Juara Harus Dicetak. Majalah Psikologi Plus, Edisi Juli 2006.
Nasution, Y. (2007)
Latihan Mental Bagi Atlet
Dangsina
Moeloek., (1994). Dasar Fisiologi
Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik. Kumpulan
Makalah.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko P.I. (2000). Panduan Latihan
Kebugaran (Yang Efektif dan
Aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
M.
Sajoto. (1995). Peningkatan dan
Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
---------------Pate
RR. Mc., Clengham B., Rotella R., (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatiha, (Scientific
Macmillan
Company of Australia PTY LTD, 107 Moray Street. Sadoso
Sudharno
Sastropanular., (1997). Tes
Sederhana untuk Mengukur Kapasitas Aerob.
--------------Sukimah
Sri. Kebutuhan gizi atlet. Universitas Indonesia--------------------
-----------------Sukimah
Sri. Penilaian status gizi
atlet. Universitas
Indonesia----------------
0 Response to "Makalah Kondisi Fisik"
Post a Comment